Posted by : Komokstory
Sabtu, 31 Mei 2014
JAKARTA - Tokoh pers
nasional, Atmakusumah Astraatmadja mengkritisi pernyataan Prabowo
Subianto yang memberikan jaminan pribadi atas keberlangsungan kebebasan
pers jika kelak terpilih menjadi presiden. Menurut Atma, Indonesia
justru pernah punya pengalaman buruk dengan jaminan pribadi terhadap
kebebasan pers itu.
"Jaminan pribadi terhadap pers pernah
disampaikan Amir Syarifuddin. Tapi sekitar tiga bulan setelah pernyataan
itu terjadi tindakan pembredelan terhadap harian Revolusioner karena
pemrednya (pemimin redaksi, red) menulis dalam opininya
Soekarno Bombastis,” kata Atma saat dihubungi di Jakarta, Sabtu (31/5).
Mantan Ketua Dewan Pers itu justru
mengaku tak paham dengan pernyataan Prabowo tentang jaminan pribadi bagi
kebebasan pers. Alasannya, jaminan pribadi tidak memiliki kekuatan
untuk kebebasan pers.
Atma bahkan menilai jaminan pribadi
terhadap kebebasan pers merupakan sikap otoriter. Sebab, hal itu juga
bisa digunakan untuk menekan, menyensor bahkan membredel media.
Lebih lanjut Atma mengatakan, selama dua
periode pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono ini kebebasan pers
berjalan baik. Sebab, pers berada dalam situasi nyaman.
Karenanya Atma menduga pernyataan
Prabowo tentang jaminan pribadi terhadap kebebasan pers itu hanya
sebagai upaya melunakkan hati para pengelola media karena kini banyak
pemberitaan negatif tentang mantan Danjen Kopassus itu. "Dalam era
kebebasan pers seperti sekarang, kelemahan-kelemahan Prabowo dalam
karirnya di masa lalu menjadi hal-hal yang dianggap negatif
bagi pencalonan dirinya sebagai presiden,” ulas Atma.
Hal senada juga disampaikan pengamat
pers Agus Sudibyo. Ia menilai jaminan tentang kebebasan pers yang
dilontarkan Prabowo itu hanya untuk mengambil hati masyarakat pers.
"Kalau capres itu mau ambil hati
masyarakat pers berikan janji-janji yang konkret, menyelesaikan masalah
pers. Capres harus paham soal pers. Kalau enggak paham, ya hanya akan
beri janji terlalu umum seperti itu. Semua orang juga bisa janji
normatif begitu," kata Agus.
Menurutnya, banyak masalah soal pers
yang harus diselesaikan calon pemimpin negara ke depan. Selama ini, kata
dia, banyak pihak yang mengklaim melindungi kebebasan pers, tapi di
sisi lain masih banyak jurnalis menjadi korban kekerasan.
Mantan anggota Dewan Pers itu
menambahkan, jika Prabowo ingin menarik hati pers harusnya berjanji akan
menyelesaikan kasus-kasus pembunuhan terhadap wartawan. Salah satunya
adalah kasus pembunuhan terhadap Fuad Muhammad Syafruddin (32) alias
Udin, wartawan Surat Kabar Harian Bernas di Yogyakarta yang dibunuh pada
masa Orde Baru.
"Ada sekian wartawan yang mengalami
kekerasan. Tidak ada keputusan resmi penyelesaiannya. Beri janji
konkret, jangan yang umum-umum saja," tegasnya. (flo/ara/jpnn)
- Back to Home »
- Ragukan Janji Prabowo Jamin Kebebasan Pers »
- Ragukan Janji Prabowo Jamin Kebebasan Pers